depresikah kamu???




Jangan Anggap Remeh ‘DEPRESI’

DEPRESI merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stress yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa pengobatan.



Depresi tidak hanya berbahaya secara kejiwaan, tetapi juga berbahaya terhadap keadaan fisik. Gangguan umum depresi yaitu penyakit kejiwaan, ketergantungan pada obat terlarang, gangguan tidur, gangguan pada kulit, perut, dan tekanan darah, pilek, migrain (disertai mual dan gangguan penglihatan), sejumlah penyakit tulang, ketidakseimbangan ginjal, kesulitan bernapas, alergi, serangan jantung, dan pembengkakan otak. Tentu  saja depresi bukan satu-satunya penyebab semua itu, namun secara ilmiah telah dibuktikan bahea penyebab gangguan itu bersifat kejiwaan.
Akan tetapi, salah satu dampak paling merusak dari depresi adalah serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang agresif, khawatir, cemas, tidak sabar, dengki, suka memusuhi, dan mudah tersinggung memiliki peluang terkena serangan jantung jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki kecenderungan sifat-sifat tersebut.
Namun depresi memang unik, depresi pada seseorang belum tentu bisa menyebabkan depresi pada orang lain. Karena salah satu penyebab depresi adalah stress tinggi, maka menghadapi stress dengan benar bisa dijadikan salah satu patokan dalam mencegah depresi.
Depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir dengan bunuh diri. Secara global, 50% penderita depresi berpikiran untuk bunuh diri, tetapi yang akhirnya mengakhiri hidupnya ada 15%.
Sejak depresi sering didiagnosis, WHO memperkirakan depresi akan menjadi penyebab utama masalah penyakit dunia pada tahun 2020.
Tetapi ada juga depresi yang datang dengan sendirinya (depresi endogen). Depresi semacam ini disebabkan faktor biologis, seperti hormon dan neurotransmiter. Bila ada gangguan neurotransmiter otak bisa menyebabkan seseorang kehilangan mood sehingga timbul depresi.
Dari sisi jenis kelamin, perempuan lebih banyak menderita depresi dibanding laki-laki. Hal ini antara lain disebabkan fluktuasi hormon yang lebih nyata pada perempuan. Bila mengalami tekanan, umumnya laki-laki lebih banyak memiliki upaya untuk mengatasi tekanan itu, seperti beraktivitas di luar dan mengonsumsi minuman beralkohol. Sedangkan perempuan yang depresi cenderung lebih banyak berdiam di rumah.
Cukup mudah mengenali seseorang yang menderita depresi. Penyakit ini tampak dari gejala gangguan mood berupa rasa kehilangan, rasa gagal, rasa tidak berguna, tidak mempunyai harapan, putus asa, penyesalan, serta tidak semangat bekerja, dan membuat daya tahan tubuh menurun.
Tidak semua depresi harus diobati karena ada depresi yang sembuh tanpa diterapi. Artinya, depresi hilang seiring dengan perjalanan waktu. Ini terjadi bila depresi masih dalam batas wajar. Tetapi ada juga depresi yang tidak bisa sembuh sendiri. Bahkan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk proses penyembuhan.
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
1.  Faktor organobiologis, karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin.
2.  Faktor psikologis, karena tekanan beban psikis.
3.  Faktor sosio-lingkungan, misalnya pada saat melewati masa-masa sulit, seperti kehilangan anggota keluarga, putus dengan pacar, kehilangan pekerjaan, tekanan lingkungan, dll.
Seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode 2 minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi, atau (2) kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap sesuatu.
1.  Keadaan emosi depresi/tertekan hampir setiap hari, yang ditandai laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.  Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua (atau hampir semua kegiatan) dalam sebagian besar waktu selama satu hari (hampir setiap hari (ditandai laporan subjektif atau pengamatan orang lain).
3.  Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% dari berat badan sebelumnya dalam satu bulan).
4.  Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5.  Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat).
6.  Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari.
7.  Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar hampir setiap hari.
8.  Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi. Atau sulit membuat keputusan hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain).
9.      Berulang-kali muncul pikiran akan kematian dan bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.

0 Response to "depresikah kamu???"

Posting Komentar